Posted by : IPS ( Info Pelajaran Sekolah )
Sabtu, 04 Februari 2017
Pergaulan Bebas – Pengertian, Akibat, Dampak, Contoh, Bahaya, Makalah
Walaupun tidak sesuai dengan norma dan ajaran di Indonesia, pergaulan bebas zaman sekarang sudah mulai seperti gaya hidup remaja pada umumnya.
Seiring bertambahnya usia, berbagai pengalaman baru terus bertambah menjadi bagian hidup. Setiap orang pasti mengalami masa pubertas dan melewati masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
Saat remaja, orang-orang tentu mulai mempunyai rasa ketertarikan pada lawan jenis, dan memiliki keinginan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh mereka.
Pada masa pubertas, para remaja mulai mengalami perkembangan seksual. Kematangan organ seksualnya mulai berfungsi, baik untuk reproduksi (menghasilkan keturunan) maupun reaksi (mendapatkan kesenangan).
Jika Anda pernah menonton film Akibat Pergaulan Bebas, Anda pasti sudah tahu gelapnya kehidupan para remaja zaman sekarang.
Pergaulan bebas di kalangan pelajar sangat marak terjadi di Indonesia, hal ini dikarenakan para pelajar belum mempunyai kontrol pikiran dan emosi yang matang.
Selain belum mempunyai kontrol pikiran dan emosi yang matang, mereka juga mudah terpengaruh. Maraknya pergaulan bebas zaman sekarang semakin meresahkan pemerintah dan organisasi masyarakat di Indonesia.
Salah satu yang paling disoroti oleh masyarakat adalah fenomena seks bebas pada remaja.
Artikel pergaulan bebas ini dibuat sebagai sebuah makalah yang memberikan pembahasan seputar pergaulan bebas di Indonesia dari segi pengertian, dampak negatif, akibat, contoh, bahaya, cara mengatasi, dan penyebabnya.
PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pergaulan berarti kehidupan berteman atau bermasyarakat. Sedangkan bebas adalah lepas dan tidak terhalang, sehingga dapat berbicara, bergerak, dan berbuat sesuatu dengan leluasa, tanpa terikat oleh aturan.
Dari kedua makna ini bisa ditarik kesimpulan bahwa..
Arti pergaulan bebas adalah sebuah perilaku pertemanan yang tidak terikat oleh aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, dalam hal ini adalah adat ketimuran yang menjunjung tinggi norma kesusilaan.
Jika dilihat dari segi agama, pergaulan bebas berarti suatu bentuk pergaulan yang tidak menjadikan ajaran agama sebagai dasar, atau dengan kata lain tidak sesuai dengan ajaran agama.
Webster mengatakan bahwa terdapat 2 jenis pergaulan, yaitu pergaulan normatif (taat aturan) dan pergaulan non normatif (bebas aturan).
Pergaulan normatif adalah jenis pergaulan yang patuh dan terikat oleh norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sedangkan arti pergaulan non-normatif atau pergaulan bebas adalah, interaksi sosial dan perilaku di luar norma yang berlaku di masyarakat, atau ‘bebas dari aturan’.
AKIBAT, DAMPAK NEGATIF, DAN BAHAYA PERGAULAN BEBAS DI INDONESIA
Istilah pergaulan bebas di Indonesia banyak digunakan di Indonesia sejak pertengahan tahun 60-an. Pada masa itu, era globalisasi menjadikan budaya barat bisa dengan mudah masuk ke Indonesia. Terutama informasi dari dunia hiburan, seperti film dan musik, yang disebarkan melalui media cetak dan elektronik.
Banjirnya informasi tersebut memberikan dampak positif dan negatif.
Dampak negatif terjadi karena remaja Indonesia tidak mampu menyaring banjir informasi yang mereka terima. Mereka menelannya mentah-mentah, tanpa memedulikan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Jika hal ini dibiarkan, bangsa Indonesia akan semakin jauh tertinggal. Karena remaja sebagai generasi penerus bangsa terjebak dalam pergaulan negatif yang dapat menghancurkan masa depannya.
Salah satu dampak negatif pergaulan bebas yang utama adalah karena seks bebas dapat memberikan risiko lebih besar terkena penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, yang sampai saat ini belum ditemukan penawarnya.
Sementara itu, kecanduan narkoba akan menimbulkan menurunnya kualitas seseorang. Tanpa keterampilan, orang tidak akan bisa bekerja. Dengan begitu, dia akan menghalalkan segala cara untuk mencari nafkah. Meskipun harus mencuri, merampok, bahkan
MACAM-MACAM CONTOH PERGAULAN BEBAS ZAMAN SEKARANG DI INDONESIA
Seperti yang telah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, pergaulan bebas di Indonesia sudah semakin meresahkan. Dalam kehidupan sehari-hari juga sering ditemui fenomena pergaulan bebas menjangkiti para remaja.
Contoh pergaulan bebas remaja Indonesia, antara lain:
- Seks bebas, melakukan perbuatan zina di luar nikah, tanpa pengaman, serta bertukar-tukar pasangan
- Tawuran sesama pelajar baik itu dengan adu pukul atau menggunakan senjata tajam
- Merokok dan penyalahgunaan narkoba
- Keluar rumah, hidup di jalanan dan putus sekolah
- Dugem (dunia gemerlap), atau clubbing, yaitu berkunjung ke diskotik atau klub malam, di mana merupakan gerbang menuju bentuk pergaulan bebas lainnya. Dugem adalah hiburan malam yang umumnya tidak dibatasi dengan norma-norma sosial masyarakat penganut budaya timur.
CARA MENGATASI DAN MENGHINDARI PERGAULAN BEBAS DI INDONESIA
Dengan berbagai bahaya pergaulan bebas, ada baiknya jika masalah tersebut segera ditanggulangi. Untuk itu, berikut adalah beberapa kiat agar remaja dan pelajar bisa terhindar dari pergaulan bebas:
- Meningkatkan iman dan takwa
- Mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
- Melatih kedisiplinan
- Tidak pilih-pilih teman, tetapi memilih pergaulan
- Memperluas wawasan dan ilmu, serta pengetahuan tentang budi pekerti
Agar para remaja dapat terhindar dari pergaulan bebas sepenuhnya, tentu diperlukan bantuan dari pihak lain, seperti:
- Keluarga
Orang tua wajib menjaga keakraban dengan anak. Keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang akan membuat anak merasa nyaman dan dikasihi.
Kebanyakan para remaja yang terjerumus ke pergaulan bebas adalah mereka yang berasal dari keluarga broken home, atau orang tua bercerai. Remaja tersebut mencari kasih sayang dari pasangannya sebagai pelampiasan emosi.
- Masyarakat
Kesadaran masyarakat mengenai masalah pergaulan bebas perlu ditingkatkan. Penerapan norma-norma sosial juga harus terus ditingkatkan.
Masyarakat yang rukun, rasa saling memiliki dan kekeluargaan, merupakan lingkungan yang baik bagi perkembangan anak.
- Pemerintah
Pemerintah dan negara wajib membuat peraturan untuk mengatasi dan mencegah pergaulan bebas yang bisa merusak moral bangsa.
FAKTOR PENYEBAB PERGAULAN BEBAS DI INDONESIA
Pergaulan bebas selalu identik dengan perilaku negatif yang dilakukan oleh remaja. Para ahli berpendapat bahwa, seseorang bisa disebut remaja jika berusia antara 16 sampai 24 tahun.
Di mana pada usia tersebut, seseorang masih menjalani proses pencarian jati diri dan pola hidup yang paling sesuai untuk dirinya, karena belum memiliki kematangan emosi dan pikiran.
Pergaulan bebas disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Kondisi Keluarga
Keluarga memegang peranan terpenting dalam pembentukan karakter seseorang, khususnya remaja.
Penyebab pergaulan bebas paling sering berawal dari kekecewaan seorang remaja pada kondisi keluarganya. Misalnya, karena orang tua terlalu sibuk atau akibat rumah tangga yang retak.
Orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk keluarganya akan membuat buah hati mereka merasa kurang kasih sayang dan perhatian.
Tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga juga turut memengaruhi pendidikan dan kepribadian anak. Anak yang tidak diberikan pendidikan layak, lebih rentan terjerumus dalam pergaulan bebas.
- Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik, dan hal ini juga berlaku sebaliknya.
Jika lingkungan tempat tinggal kurang kondusif, seperti pemukiman kumuh atau daerah rawan konflik, hal ini akan membuat suasana tidak nyaman. Sehingga membuat anak lebih sering menghabiskan waktunya di luar dan bebas tanpa pengawasan.
- Kondisi Pergaulan dan Teman
Teman dapat mendorong para remaja untuk mencapai kesuksesan atau menarik para remaja ke dalam limbah dosa.
Ketika lingkaran pergaulan berisi remaja-remaja yang senang berhura-hura, pastinya para remaja akan terpengaruh untuk ikut berhura-hura karena berpikir bahwa hal tersebut adalah hal yang lumrah.
- Banjir Informasi
Akses internet yang luas pada saat ini membuat informasi dapat dengan mudah diperoleh. Namun, banjir informasi jika tidak diimbangi dengan pengetahuan dan wawasan budi pekerti, akan berakibat buruk.
Apalagi jika tidak ada kontrol yang baik terhadap informasi yang sesuai bagi remaja.
- Kurangnya Kesadaran
Pada umumnya remaja masih labil, dan belum memiliki pendirian tetap. Pengaruh negatif dari teman, televisi, internet, dan sebagainya, akan semakin mudah menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan bebas.
PIDATO SINGKAT TENTANG PERGAULAN BEBAS
Berikut adalah contoh pidato singkat tentang pergaulan bebas, sahabat Sayanda bisa langsung menonton video pergaulan bebas di bawah ini:
MAKALAH PERGAULAN BEBAS
Berikut adalah beberapa makalah pergaulan bebas yang digunakan oleh blog Sayanda dalam penulisan artikel berikut ini:
- http://www.academia.edu/6194416/MAKALAH_PERGAULAN_BEBAS
- http://www.academia.edu/6389323/Makalah_pergaulan_bebas_remaja
- https://id.wikipedia.org/wiki/Kenakalan_remaja
CONTOH KARYA TULIS ILMIAH TENTANG PERGAULAN BEBAS
Berikut adalah beberapa contoh karya tulis ilmiah tentang pergaulan bebas yang dapat sahabat Sayanda baca untuk menambah pengetahuan seputar topik ini:
- http://leily21.blogspot.co.id/2015/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
- http://www.slideshare.net/septianraha/karya-ilmiah-pergaulan-bebas-di-kalangan-remaja-43169988
***
Imran (1998:34) berpendapat: dunia remaja penuh dengan perubahan.
Hasil penelitian dr. Boyke Dian Nugraha (pakar Seks, spesialis Obstetri dan Ginekologi) menyatakan bahwa, pada tahun 1980 5% dari jumlah total remaja Indonesia tercatat pernah melakukan hubungan seks di luar nikah. Dan pada tahun 2000-an, angka tersebut naik menjadi sekitar 20%.
Menurut hasil penelitian Yayasan Kesuma Buana, sebanyak 10% dari 3600 remaja di 12 kota besar di Indonesia telah melakukan hubungan seks di luar nikah.
Pada tahun 2014, BKKBN kota Palu mencatat angka pernikahan dini sebesar 103 kasus. Setahun kemudian angka tersebut bertambah menjadi 113 pernikahan oleh remaja usia 18-19 tahun.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Departemen Kesehatan RI mencatat bahwa setiap tahun terjadi sekitar 700 ribu kasus aborsi pada remaja, atau 30% dari total kasus aborsi di Indonesia, di mana sebagian besar dilakukan oleh dukun.
Informasi di atas memberi bukti bahwa pergaulan remaja zaman sekarang semakin mengarah pada pergaulan bebas yang menyimpang.